Monday, September 7, 2015

Putus

Putus asanya pada bintang maka dia mengadu pada rembulan
Rembulan tak ada di waktu siang tertunggu dia seharian
Jatuh hatinya pada angin yang menderu memaksa dia berlari
Cintanya pada ombak memaksa dia di sini
Tapi jiwanya tak kuat, hatinya lemah tersiat
Dia akhirnya berjalan ditemani sepi
Kaca pun dipandang seperti api
Takut pada bayangan sendiri
Bungkamkah dia pada kata-kata terakhir?
Bisakah dipejam mata kala rindu hadir?
Langkah bisu tapi membingit di telinga
Ternyata bicara dia di fikirnya saja
Ternyata angin tadi cuma gelodak di sukma
Ternyata bulan dan bintang...
takkan nampak di balik mentari membahang
Ternyata sedari semalam dia cuma seorang

No comments: