Saturday, September 17, 2016

Gapai / Reach

Ini aku dan jemariku yang cuba menggapai kamu di sebalik kabus tebal malam itu. Sudah telat untuk aku bingkiskan kata-kata panjang kerana bayang yang ada pun makin cepat menghilang. Dalam beberapa saat itu apa saja yang mampu aku ulang? Entah bahagian mana dalam cerita kita yang mahu aku ungkit untuk luahkan betapa sayang. Entah untuk apa. Entah perlu atau tidak aku menjengah kembali rasa yang sebenarnya menyakitkan saja. Lantas aku cuma menggenggam tangan kamu buat terakhir kali. Untuk waktu itu hanya hening yang pantas untuk menemani. Biar resah itu diganti tawa yang kedengaran bagai nyanyian di telinga ini. Biar luka itu disembuhkan dengan senyum yang menjadi bukti segala yang terjadi hari ini bukan sekadar satu episod mimpi. Kepergian kamu, langkah-langkah itu berlalu tanpa janji. Tapi benar aku sudah lelah untuk meneka apa lagi yang menanti.

-------

This is me and my hands, my fingers trying to reach you, to hold you where I can’t see you. Maybe I subconsciously leave everything until the eleventh hour because part of me didn’t even believe that you will be here. I only have a few seconds, what else can I say? How much of us that I should try to convey? I can’t even pick a story because my mind is playing our memories on the loop, hurting me. So I decided to embrace this moment for a little longer, and enjoy the birds chirping and silence wrapping the cold night and pretend like they are my saviour. I let you pick up every little piece of my soul that is trying to break free. I smile to replace the bitterness I would taste as soon as I close the door, put down my bag and lie on the bed thinking that this is not just a dream. You’re not promising anything. And I am just too exhausted to think about what could be waiting.

X D

No comments: